Minggu, 30 Oktober 2022

Ada Andil Semen Tonasa di Balik Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Timur Indonesia

PEMBANGUNAN dan peningkatan infrastruktur menjadi kunci penting pembangunan ekonomi nasional yang berkeadilan dan berkesinambungan.

Jujur harus kita akui, selama berpuluh-puluh tahun, pembangunan ekonomi di negeri ini cenderung bersifat Jawa sentris alias lebih memusat di Pulau Jawa. Akibatnya, terjadi disparitas ekonomi yang lebar serta mencolok antara kawasan Jawa dan luar Jawa .

Logo Semen Tonasa. Foto: bumntimes.com.

Selama berpuluh-puluh tahun pula, sebagian besar aktivitas perekonomian dan perputaran uang terkonsentrasi di kota-kota besar di Jawa. Padahal, kawasan-kawasan di luar Jawa sesungguhnya memiliki banyak potensi besar yang layak pula dikembangkan untuk menjadi sumber aktivitas perekonomian bangsa. 

Karena kebijakan pembangunan ekonomi yang cenderung Jawa sentris, maka banyak potensi besar yang dimiliki kawasan di Luar Jawa menjadi kurang/tidak tergarap dengan baik.

Sudah barang tentu, pembangunan ekonomi tak boleh melulu memusat di Jawa. Pasalnya, daerah-daerah di luar Jawa bakal semakin jauh tertinggal, sementara Jawa sendiri bakal semakin sesak dan dipenuhi serta dibebani aneka persoalan.

Beruntung, pemerintah kita akhirnya menyadari hal tersebut. Pembangunan ekonomi di luar Jawa mulai mendapat perhatian serius. Bukti keseriusan itu, beberapa tahun terakhir ini, pembangunan berbagai infrastruktur di luar Jawa mulai dipacu.

Infrastruktur keras dan lunak

Secara sederhana, infrastruktur dapat didefinisikan sebagai sederetan fasilitas yang memungkinkan barang dan jasa dapat sampai kepada khalayak. Menurut Biswa Nath Bhattacharyay (2008), infrastruktur dapat dikelompokkan dalam dua kategori yakni: infrastruktur keras dan infrastruktur lunak.

Infrastruktur keras merujuk kepada fasilitas yang mendukung masyarakat dan perekonomian seperti transportasi (bandara, jalan kereta-api, jalan raya, jembatan, dan pelabuhan), energi (pembangkit listrik, pipa gas, dan pipa minyak), telekomunikasi (telefon dan saluran internet) serta fasilitas dasar (air bersih, irigasi, rumah sakit, sekolah).

Semen sangat dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur. Foto: IG Semen Tonasa.

Adapun infrastruktur lunak merupakan fasilitas yang mendukung beroperasinya infrastruktur keras. Infrastruktur lunak antara lain terdiri dari kebijakan, regulasi, mekanisme pemerintahan, sistem dan prosedur, jaringan sosial, transparansi dan akuntabilitas dalam hal pembiayaan dan sistem pengadaan barang dan jasa.

Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan hal mutlak untuk menggapai pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan. Itu artinya, pembangunan dan peningkatan di bidang infrastruktur harus terus dilakukan secara merata serta menyeluruh.

Pembangunan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan mustahil berjalan baik tanpa didukung oleh adanya peningkatan di bidang infrastruktur, baik infrastruktur keras maupun infrastruktur lunak. Pembangunan dan peningkatan kedua jenis infrastruktur tersebut menjadi salah satu tugas pokok yang harus mampu direalisasikan oleh pemerintah kita demi untuk bisa secepatnya mewujudkan pemerataan pembangunan ekonomi nasional dengan sebaik-baiknya.

Beruntung ada Semen Tonasa

Salah satu elemen penting dalam pembangunan infrastruktur keras adalah industri semen. Kita tahu, semen dibutuhkan untuk pembangunan beragam macam konstruksi.

Dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia beruntung kita memiliki PT Semen Tonasa, sehingga pasokan semen untuk kepentingan pembangunan berbagai infrastruktur di wilayah ini bisa mudah dan cepat dipenuhi.

Ambil contoh salah satunya yakni pembangunan Jembatan Merah Putih yang membentang sepanjang 1,140 kilometer dengan lebar 22,5 meter, di Ambon, Provinsi Maluku. Kebutuhan semen untuk pembangunan jembatan ini yang mencapai 20 ribu ton sepenuhnya dipenuhi oleh PT Semen Tonasa.

Mulai dibangun pada 17 Juli 2011, Jembatan Merah Putih diresmikan pada tanggal 4 April  2016 oleh Presiden Joko Widodo. Jembatan yang kini menjadi ikon Ambon dan Maluku ini menjadi penghubung dua daerah yaitu Ambon Utara dan Ambon Selatan.

Jembatan Merah Putih. Foto: dispar.malukuprov.go.id.

Dengan hadirnya Jembatan Merah Putih, waktu tempuh masyarakat menuju Bandara Pattimura jadi lebih singkat. Sebelum ada jembatan ini, masyarakat kota Ambon harus menempuh jarak 35 kilometer dalam waktu 60 menit untuk bisa sampai ke bandara. Namun, dengan hadirnya Jembatan Merah Putih, waktu tempuh menjadi 30 menit.  Selain mempersingkat waktu tempuh, kehadiran Jembatan Merah Putih juga ikut turut meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Ambon.

Selain Jembatan Merah Putih, tentu saja masih banyak infrastruktur lain di Kawasan Timur Indonesia yang proses percepatan dan keberhasilan pembangunannya ikut ditopang oleh PT Semen Tonasa.

Bagaimanapun, percepatan dan keberhasilan pembangunan infrastruktur sangat ditentukan oleh ketersediaan Semen. 

Sejauh ini, PT Semen Tonasa merupakan pemasok semen terbesar untuk proyek-proyek infrastruktur pemerintah maupun swasta, khususnya yang berada di Region 4  dalam Kawasan Timur Indonesia (KTI) . 

Komitmen PT Semen Tonasa dalam hal jaminan pasokan dan kualitas semen telah ikut berkontribusi secara signifikan bagi pembangunan di Tanah Air.

Riwayat singkat

Lembaran sejarah nasional mencatat PT Semen Tonasa sebagai salah satu perusahaan Semen tertua di Indonesia. Mengutip laman PT Semen Tonasa, perusahaan ini remi berdiri pada tahun 1968. Saat itu, peresmiannya dilakukan oleh Menteri Perindustrian Jenderal M. Yusuf.

Sejak tahun 1995, PT Semen Tonasa terkonsolidasi dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. 

Profil perusahaan PT Semen Tonasa.

Merujuk laman (website) PT Semen Tonasa, saat ini perusahaan ini memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun, dengan empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, III, IV dan V. 

Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen per tahun untuk unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk unit V yang diproyeksikan mampu men-support kebutuhan semen nasional. 

Didukung dengan bahan baku yang berlimpah dan jaringan distribusi yang tersebar luas, serta diperkuat oleh sembilan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, PT Semen Tonasa bakal terus beroperasi dan berkontribusi pada perekonomian nasional. ***

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RISET DAN INOVASI

Mahasiswa UNAIR Ciptakan Inovasi untuk Pencegahan dan Pengendalian Diabetes   Tim mahasiswa Universitas Airlangga [UNAIR], Surabaya, Jawa T...