Rabu, 29 Juni 2022

ExpertBook B7 Flip Pelopor Laptop 5G bagi Kalangan Bisnis

GENERASI kelima teknologi internet nirkabel, atau yang lebih populer disebut 5G, tak pelak akan menjadi standard global dan sekaligus mendorong perluasan penggunaan Internet of Things (IoT) di berbagai sektor kehidupan kita. Berbagai mesin maupun perangkat dapat terkoneksi dan menjalin komunikasi satu sama lain.

Selain itu, dalam soal kecepatan, teknologi 5G juga menawarkan kecepatan puluhan kali lipat lebih cepat dibanding teknologi pendahulunya, 4G, yang rata-rata kecepatannya sekitar 45 Mbps (megabit per detik).

Pada akhir tahun 2025 mendatang, diproyeksikan teknologi 5G ini akan menjangkau sedikitnya 2,6 miliar populasi dunia dan akan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Revolusi besar disebut-sebut bakal menerpa berbagai sektor kehidupan kita dengan kehadiran teknologi 5G.


Sumber gambar: Pixabay/AMDC via kompas.com.

Tentu saja, kehadiran teknologi 5G wajib dibarengi dengan ketersediaan perangkat yang mendukung teknologi ini. Oleh karenanya, sejumlah produsen kini mulai meluncurkan produk-produk yang mendukung teknologi 5G.


Di tahun 2022 ini, ASUS, misalnya, meluncurkan laptop ExpertBook B7 Flip ((B7402), yang disebut-sebut sebagai pelopor laptop 5G dan diperuntukkan secara khusus untuk kalangan bisnis.


Seperti apa spesifikasinya dan sejauh mana keistimewaan laptop ini? Yuk, kita sama-sama kepoin.


Lebih cepat dan koneksi aman

Dengan mendukung jaringan data seluler 5G, ExpertBook B7 Flip memberi penggunanya kecepatan lebih kencang dan koneksi lebih aman di mana pun mereka bekerja. Dengan terhubung ke jaringan 5G, maka penggunaan jaringan Wi-Fi publik tidak perlu lagi dilakukan, sehingga meningkatkan keamanan saat kita sedang berada di luar kantor atau rumah. Selain itu, ExpertBook B7 Flip menyertakan Wi-Fi 6 yang ditingkatkan dengan ASUS Wi-Fi Master Premium untuk koneksi Wi-Fi tercepat dan paling andal.


Sumber gambar: channel.asus.com

Penyimpanan tanpa jeda

ExpertBook B7 Flip sengaja dirancang untuk produktivitas meski saat kita sedang bepergian. Laptop ini didukung oleh prosesor cepat dengan grafis canggih yakni prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 dan Intel® Iris® Xᵉ graphics, yang membuatnya berkinerja serba cepat dan responsif. Ditambah lagi dengan RAM DDR4 berkapasitas sampai 16GB serta penyimpanan PCIe SSD berkapasitas sampai 1TB, yang memastikan kinerja penyimpanan tanpa jeda, berikut Intel Wi-Fi 6 yang mampu menghadirkan kecepatan kelas gigabit untuk transfer file besar yang lebih cepat dan pengalaman komputasi awan yang lebih lancar.


Layar yang lebih besar

Dengan layar beraspek rasio 16:10 memberikan ruang kerja visual yang lebih besar dibandingkan dengan layar standar 16:9, sehingga kita lebih mudah untuk membaca artikel, melihat situs web, atau mengerjakan spreadsheet


Audio yang imersif

Audio berkualitas tinggi sangat penting. ExpertBook B7 Flip memberi kita kualitas suara yang luar biasa untuk audio maupun video. Mikrofon ganda terletak di bezel atas layar untuk pengambilan suara yang optimal, dan dua speaker bersertifikat Harman Kardon terletak di bagian bawah untuk audio berkualitas bioskop.


Keamanan tingkat perusahaan

Dilengkapi dengan login kamera inframerah, sensor sidik jari, dan TPM 2.0, ASUS ExpertBook B7 Flip menghadirkan keamanan tingkat berlapis untuk melindungi informasi bisnis dan pribadi. Laptop ini telah menggabungkan perlindungan berbasis perangkat keras, firmware, dan perangkat lunak sebagai jaminan bahwa data sensitif dapat disimpan dalam kondisi benar-benar aman.


Sumber gambar: channel.asus.com.

Pendinginan yang dioptimalkan

Untuk memberi kinerja maksimal dalam tugas apa pun, ExpertBook B7 Flip menggunakan sistem pendingin hibrida lanjutan (AHCS) baru, sehingga meningkatkan luas permukaan pendinginan sebesar 39 persen untuk peningkatan kinerja laptop secara keseluruhan hingga 55 persen. AHCS menghilangkan panas dengan cepat saat dibutuhkan, dan beroperasi nyaris tanpa suara.


Beri banyak kebebasan

Dengan engsel 360° dan ASUS Pen10 opsional, ExpertBook B7 Flip memberi lebih banyak kebebasan bagi mereka yang suka menulis atau mengetik, baik dalam mode tablet atau laptop. Secara demikian, memungkinkan pengguna bekerja sesuka mereka. Selain itu, aktivitas kolaborasi dan juga presentasi jadi semakin efektif.


Mengurangi kebisingan

Teknologi peredam bising dua arah berbasis AI telah dibenamkan pada ExpertBook B7 Flip untuk mengurangi gangguan suara dan menyaring kebisingan di sekitar speaker, dan untuk menghilangkan kebisingan dari lawan bicara.


Sumber gambar: channel.asus.com.

Ketangguhan kelas militer

Daya tahan atau durability adalah salah satu aspek yang ikut ditekankan pada ExpertBook B7 Flip. Penguatan struktural dilakukan lewat perpaduan magnesium-aluminium guna meningkatkan kekuatan sasis. Ada pula support logam internal untuk membantu mengurangi interferensi internal yang dapat mempengaruhi sinyal 5G, dan juga memperkuat area sandaran tangan. ExpertBook B7 Flip telah memenuhi standar militer AS MIL-STD 810H. Laptop ini tahan getaran, guncangan, serta suhu dan kelembapan ekstrem.


Lebih nyaman, lebih akurat

Keyboard pada ExpertBook B7 Flip dirancang tahan tumpahan cairan. Dapat menampung hingga 78 cc cairan tanpa membahayakan kinerja laptop. Di samping itu, berkat Engsel ErgoLift yang dapat secara otomatis memiringkan keyboard, membuat posisi mengetik dapat mencapai posisi paling nyaman, plus tombol jarak jauh yang memberikan umpan balik sentuhan responsif untuk pengetikan yang lebih akurat


Pada akhirnya, ExpertBook B7 Flip hadir ke tengah-tengah kita untuk memaksimalkan produktivitas dan kenyamanan para penggunanya sehingga mereka mampu fokus pada proyek pekerjaan yang tengah diselesaikan.


Kalian tertarik? Tunggu apa lagi, langsung aja hubungi ASUS Store.***


--


 

Balada Prita, Dina, dan Sebuah Laptop Keren bin Istimewa dari ASUS

 JUMAT siang menjelang petang, Prita tiba-tiba nonggol di ruang kerja Dina

Sumber gambar: channel.asus.com.

+ Hai, Bestie. Kongrats, ya! seru Prita sembari memeluk erat sahabatnya. Keduanya pun langsung bercipika-cipiki. Setelah itu, keduanya duduk saling berhadapan.

Prita dan Dina bekerja di dalam sebuah perusahaan yang sama. Cuma, beda divisi. Dina, yang bekerja sambil masih menempuh studi S-2-nya itu, telah mendapat promosi. Mulai bulan depan, ia didapuk sebagai sales & marketing manager. Siang menjelang petang itu, Prita menyengaja menyambangi ruang kerja Dina guna secara khusus mengucapkan selamat buat sahabatnya itu.

- Makasih, ya, Ta. Tugas dari 'negara' makin berat, nih, kata Dina berkelakar.

Prita melihat rona kebahagiaan di wajah Dina. Namun, di sisi lain, ia juga melihat sorot mata sahabatnya yang menyiratkan ada sesuatu yang tengah dipikirkannya. Sebagai orang yang telah menjalin persahabatan dengan Dina terbilang cukup lama, Prita hampir selalu mampu membaca gestur, sorot mata maupun nada bicara sahabatnya itu -- apakah tengah sedih, riang gembira, bahagia, pusing memikirkan sesuatu maupun sedang kesal berat.

+ Kamu kelihatan hepi tapi dari sorot mata kamu kayaknya ada yang sedang dipikirin, ya? tanya Prita to the point.

- Hihihi. Kamu tau aja, Ta, balas Dina sembari nyengir. 

+ Masalah thesis atau apa?

- Kalo itu sih fine-fine aja. Aku lagi bingung mau nyari laptop.

+ Kenapa mesti dibingungin. Come to mama kalo soal itu sih. Emang kamu butuh laptop yang seperti apa? selidik Prita, yang notabene termasuk kategori tech savvy itu.

- Ya, yang gres-lah dan reliable buat kerja, dan studi. Terus, tampilannya nggak malu-maluin kalo pas dipake presentasi. 

+ Kalau itu sih, jawabannya cuma satu: ExpertBook B3 Flip (B3402) dari ASUS. Aku jamin pas buat kamu dan gak bakal bikin kecewa, ucap Prita sembari menggulir gawainya, mencari-cari gambar ExpertBook B3 Flip. 

Begitu ketemu gambarnya, ia langsung menyodorkan gawainya kepada Dina. 

Sumber gambar: channel.asus.com.

- Tuh, kamu coba liat tampilannya. Keren bingit.

Dina menatap gambar ExpertBook B3 Flip dengan serius dan seksama.

+ Iya sih keren. Ini udah touch screen, kan?

- Udah dong, touch screen. Layarnya 14-inci, dengan resolusi full HD 1920 x 1080. Screen-to-body ratio-nya hingga 80 persen. Layar touch screen-nya mendukung penggunaan stylus. Jadi, laptop ini bisa difungsikan juga sebagai buku catatan kerja. Layarnya dapat dibuka hingga 360⁰. Bentuknya bisa seperti tablet. Tebalnya nggak lebih dari dua centimeter. Beratnya cuma 1,61 kilogram. Cukup portable dan lebih ringkas. Mudah dibawa kemana-mana, urai Prita bak seorang sales yang sedang meyakinkan calon prospeknya.

Dina manggut-manggut.

+ Kalo pake stylus mesti pake charger eksternal, ya? Dina ingin memastikan.

- Nah, di sini bedanya, Bestie. Nggak kayak stylus laptop berbasis Windows pada umumnya yang kudu ganti baterai atau ngisi ulang daya stylus secara berkala pakai charger eksternal, stylus  ExpertBook B3 Flip ini mah otomatis langsung ngisi daya pas kita simpan di dalam kompartemen khususnya. Waktu ngisi dayanya pun terbilang cepet. Cuma 15 detik, sementara stylus-nya bisa digunakan selama 45 menit.

+ Oh, gitu, ya, balas Dina.

- Nih, kalo mau liat spesifikasinya, kata Prita, sembari menyodorkan kembali gawainya yang memperlihatkan spesifikasi detil ExpertBook B3 Flip.

+ Ini prosesornya udah pakai Intel® Core™ generasi ke-11 dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics, ya? 

Sumber gambar: channel.asus.com.

- Yoi. Ditambah RAM hingga 16GB DDR4 3200MHz. Terus bisa di-upgrade sampai 48GB. Storage-nya NVMe PCIe SSD 3.0 hingga 1TB. Jadi, sama sekali gak akan bermasalah buat multitasking. Dijamin kenceng dan juga hemat daya, Prita meyakinkan sahabatnya.

+ Kalo ini US MIL-STD 810H, maksudnya apa? tanya Dina sembari menunjukkan tulisan tersebut.

- Itu menunjukkan bahwa laptop ini telah lolos uji standard ketahanan militer AS. So, ia tahan getaran, guncangan, serta suhu dan kelembapan ekstrem. Kita juga nggak usah khawatir dengan kemungkinan kerusakan data yang kerap terjadi pada HDD karena laptop ini menggunakan SSD. Tambahan lagi, di Expertbook B3 Flip ini ada yang dinamakan Trusted Platform Module (TPM) 2.0. Modul ini punya fitur enkripsi. Jadi, data-data yang ada tetep aman meski SSD-nya dihubungkan ke perangkat lain. Terus, untuk keamanan akses, Expertbook B3 Flip juga sudah dilengkapi dengan fitur pembaca sidik jari. Orang lain nggak akan bisa mengakses laptop ini. Opo ora hebat, tuh. Bagian keyboard-nya juga dilengkapi fitur anti-spill. Oleh sebab itu, bakal aman meski terkena tumpahan air. Ibu manajer kan hobi banget tuh laptopan sambil ngupi-ngupi, gurau Prita, diikuti dengan derai tawa.

Dina, langsung ikut melepas tawa. 

- Pada bagian body laptop yang sejajar dengan keyboard, juga diberi lapisan yang disebut ASUS Antibacterial Guard. Ini lapisan ion perak khusus yang melapisi bagian permukaan laptop yang paling sering disentuh termasuk keyboard, touchpad, sandaran tangan, dan sensor sidik jari, dan telah terbukti secara ilmiah dapat menghambat pertumbuhan bakteri hingga lebih dari 99 persen selama periode 24 jam. Laptop ini sudah pula teruji dengan standar ISO 22196 serta JIS Z 2801. Sementara layarnya dirancang agar mampu memproteksi mata pengguna dari paparan radiasi sinar biru. Mampu menurunkan tingkat eksposur hingga 70 persen lebih rendah berkat adanya fitur Eye Care dan telah tersertifikasi dari TUV Rheinland. Dijamin pengguna ExpertBook B3 Flip ini tak bakal mengalami lelah mata meski menggunakan laptop dalam waktu lama, urai prita, dengan sangat meyakinkan.

+ Terus, kalau itu kamera dual-nya gimana? sambung Dina, penasaran.

Sumber gambar: channel.asus.com.

- Ini juga unik bin istimewa. Satu kamera di bagian atas, seperti laptop pada umumnya. Adapun kamera lainnya ada di atas keyboard, yang cocok digunakan saat laptop dibuka dalam mode tablet atau mode tent. Masing-masing resolusinya 13 MP.

+ Wah, mantep kalau gitu.

- Jangan salah, masih banyak lagi keistimewaannya. Sebut aja slot kartu SIM yang juga berfungsi sebagai pembaca kartu MicroSD. Dengan adanya slot kartu SIM ini, kita bisa dapat akses jaringan 4G LTE karena laptop ini juga dilengkapi dengan antena dan modem 4G LTE internal. Plus dibekali fitur hotspot sehingga mampu membagikan koneksi 4G LTE-nya ke perangkat lain melalui WiFi.

Dina terus menyimak penjelasan sahabatnya itu.

- Dilengkapi dengan NumberPad 2.0, touchpad pada ASUS ExpertBook B3 Flip bisa berubah fungsi sebagai numpad lewat sebuah tombol sentuh khusus. Fitur ini bakal mempermudah kita saat harus menginput angka-angka tanpa harus menggerakkan jari dari touchpad ke bagian keyboard. Yang biasa video-konferensian, ExpertBook B3 Flip ini juga bakal sangat membantu. Pasalnya, ia sudah dilengkapi dengan teknologi peredam bising berbasis AI. Fungsinya untuk menyaring kebisingan di sekitar speaker, dan juga untuk menghilangkan kebisingan dari lawan bicara. Jadi, bener-bener mendukung aktivitas bekerja dan belajar secara hybrid. Singkatnya, untuk kerja oke, untuk belajar juga oke. Kebetulan ibu manajer kan juga merangkap mahasiswi S-2,  Jadi, ini laptop sungguh cucok buat ibu manajer, jelas prita, setengah guyon.  

+ Ah, bisa aja, kamu. By the way, kayaknya kamu mesti secepatnya resign, Ta, kata Dina dengan mimik serius.

- Hah, resign!? tanya Prita sambil mengernyitkan dahinya.

+ Iya, resign. Kupikir kamu lebih cocok kerja buat ASUS, deh! Kali ini Dina yang balik guyon.

Prita terbahak. Begitu juga Dina.*** 

--



Senin, 27 Juni 2022

Akankah 'Kompas' Terkubur Zaman?

JUDUL BUKU: Kompas: Menjadi Perkasa Karena Kata -- Sebuah Sharing 35 Tahun Bersama Kompas.
PENULIS: Mamak Sutamat.
PENERBIT: Galangpress, 2012.
CETAKAN: Pertama.
TEBAL: viii + 248 halaman.
ISBN: 978-602-8174-67-1.

PERJALANAN satu mil diawali oleh sebuah langkah kecil. Begitu bunyi sebuah pepatah Tiongkok kuna.

Pepatah tersebut tampaknya layak untuk menggambarkan perjalanan harian Kompas yang awalnya terbit dengan modal pas-pasan dan sebagian peralatannya meminjam, namun kemudian menjelma menjadi sebuah koran nasional yang berwibawa dan disegani dengan sejumlah anak perusahaannya yang dikenal dengan sebutan Kelompok Kompas-Gramedia (KKG).

Adakah rahasia khusus di balik kesuksesan Kompas atau itu cuma kebetulan dan nasib mujur para pendirinya saja?

Menilik sejarahnya, harian Kompas diterbitkan dengan semangat perlawanan terhadap pers komunis yang waktu itu dimotori oleh Harian Rakyat dan sempat menguasai jagat persuratkabaran Indonesia dengan capaian tiras sebanyak 100.000 ekspemplar.

Adalah Letjen Ahmad Yani, Menteri/Panglima TNI AD yang melemparkan gagasan untuk menerbitkan sebuah koran baru guna melawan dominasi Harian Rakyat. Maka, awal tahun 1965, Letjen Ahmad Yani menghubungi rekan sekabinetnya, Frans Seda, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perkebunan.

Frans Seda lantas membicarakan gagasan Ahmad Yani itu dengan ketua Partai Katolik, Ignatius Josef Kasimo. Ikut dalam pembicaran adalah Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetama -- keduanya dianggap telah berpengalaman menerbitkan media cetak. Saat itu, Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetama mengelola majalah Intisari dan Penabur.

Langkah awal untuk menerbitkan Kompas adalah dengan membentuk Yayasan Bentara Rakyat, 16 Januari 1965, di Notaris FJ Mawati, Jakarta. Modal dasarnya, sesuai akta, Rp 100.000. Pendirinya, selain pemimpin puncak Partai Katolik, juga semua pemimpin organisasi di bawahnya yang terdiri dari IJ Kasimo (ketua), Frans Seda (wakil ketua), FC Palaunsuka (sekretaris), Jakob Oetama (sekretaris II) dan PK Ojong (bendahara). Dalam operasionalnya, PK Ojong dan Jakob Oetama mendapat otonomi penuh sebagai pengelola koran yang bakal terbit itu.

Asal-muasal
Lantas, dari mana asal-muasal nama Kompas? Awalnya, koran yang bakal diterbitkan itu akan diberi nama Bentara Rakyat. Menurut Frans Seda, ada dua alasan mengapa dinamai Bentara Rakyat. Pertama, nama ini diilhami dari sebuah mingguan yang terbit di Flores tahun 1946-1958, Bentara Katolik, yang juga menerbitkan Anak Bentara. Kedua, saat itu Partai Komunis Indonesia (PKI) telah menerbitkan koran Harian Rakyat dengan jumlah pembaca yang sangat besar. Dengan melibatkan kata 'rakyat', dalam hemat Frans Seda, selain ciri Katolik-nya jadi tersamar, juga ingin menunjukkan bahwa kata itu bukan monopoli PKI. Maklum, saat itu PKI senantiasa membawa-bawa nama rakyat dalam perjuangan mereka.

Nah, nama Kompas baru didapat tatkala Frans Seda menghadap Bung Karno untuk melaporkan kesiapan penerbitan koran. Tatkala mendengar nama Bentara Rakyat yang disusulkan, Bung Karno langsung menimpali, "Aku akan memberi nama yang lebih bagus: Kompas. Tahu toh apa itu kompas? Pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan rimba.”

Usul dari Bung Karno tersebut ternyata disepakatai dan diterima oleh para pengurus Yayasan Bentara Rakyat serta jajaran redaksi. Dan resmilah nama Kompas dipakai untuk surat kabar yang kini bermotto "Amanat Hati Nurani Rakyat" ini.

Harian Kompas edisi pertama terbit hanya empat halaman. Berita utama di halaman satu bertajuk KAA II Ditunda Empat Bulan. Di halaman pertama pojok kiri atas tertulis nama-nama para pengelolanya. Pemimpin redaksi: Drs. Jakob Oetama. Staf redaksi: Drs.J Adisubrata, Lie Hwat Nio SH, Marcel Beding, TH Susilastuti, Tan Soei Sing, J Lambangdjaja, Tan TIk Hong, Th Ponis Purba, Toinon Prabowo dan Eduard Liem.

Melihat tampilan wajah Kompas edisi perdana, tidak ada seorang pun awak surat kabar ini yang merasa optimistik korannya bakal berusia panjang, apalagi menjadi koran nasional dan memiliki banyak anak perusahaan. Dibandingkan dengan tampilan surat kabar lainnya saat itu, wajah Kompas kalah bersaing.

Lewat bukunya bertajuk "Kompas: Menjadi Perkasa Karena Kata -- Sebuah Sharing 35 Tahun Bersama Kompas", Mamak Sutamat, yang selama 35 tahun mengabdi sekaligus melakoni suka dan dukanya bersama Kompas, menyatakan bahwa kegigihan dan semangat para pendiri serta pemula koran ini yang menjadikan Kompas bisa bertahan hidup dan bahkan berkembang.

Apa yang diungkapkan Mamak Sutamat itu bisa jadi benar. Namun, bisa jadi pula kegigihan dan semangat bukan satu-satunya faktor yang menjadikan Kompas bisa seperti saat ini.

Dalam karyanya bertajuk "Strategic Newspaper Management", Conrad C Fink menyebutkan ada tiga fondasi yang mesti dibangun oleh pengelola penerbitan koran jika ingin maju dan berkembang dengan sehat. Ketiga fondasi itu adalah memahami industri bersangkutan (understanding your industry), memahami pasar (understanding your market) dan memahami pesaing (understanding your competitors).

Pada tataran yang lebih praktis, Conrad C Fink menyebutkan sejumlah elemen penting yang perlu dikuasai oleh para pengelola bisnis penerbitan koran agar bisnisnya maju dan berkembang dengan baik. Sejumlah elemen itu adalah sumber daya manusia (human resourses), sirkulasi (circulation), periklanan (advertising), citra dan promosi (image and promotion) serta produksi dan teknologi baru (production and new technology).

Tiga fondasi dan sejumlah elemen penting itu pada akhirnya harus diarahkan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan khalayak pembaca (readers), pengiklan (advertisers) dan awak dari penerbitan koran itu sendiri (employees).

Untuk membangun ketiga fondasi sekaligus menguasai sejumlah elemen penting seperti dipaparkan tersebut memang tidaklah mudah seperti  membalikkan telapak tangan. Meskipun demikian, para pengelola Kompas tampaknya telah berhasil membangun dan menguasai ketiga fondasi itu berserta elemen-elemennya. Hasilnya, selain menjadi sebuah media terkemuka, Kompas juga menjelma menjadi sebuah multi-korporasi dengan puluhan unit usaha dengan ribuan karyawan.

Pertanyaannya kemudian adalah: sebagai sebuah koran cetak, dapatkah Kompas bisa terus bertahan -- katakanlah higga akhir zaman?

Sebagian kalangan berpendapat, surat kabar dewasa ini sedang memasuki siklus tahap akhir kehidupannya. Tidak lama lagi surat kabar akan menemui kematiannya. Secara umum, orang semakin enggan saja membaca surat kabar. Jadi, lonceng kematian suratkabar mungkin tinggal menunggu waktu.

Mengutip pendapat jurnalis senior, yang juga pernah bergabung dengan Kompas, Budiarto Shambazy, Mamak Sutamat menulis bahwa Kompas masih bisa bertahan minimal hingga tahun 2050. Itu pun dengan syarat koran ini harus menjadi “koran butik”, yaitu koran  yang hanya memuat berita-berita multidimensional dan mendalam, tulisan khas (features) berdampak kemanusiaan, analisis berita yang dijadikan kiblat bagi publik dan visualisasi yang berselera tidak murahan.

Menurut Mamak Sutamat, kalau pun pada akhirnya Kompas sebagai sebuah media cetak harus menemui ajalnya,  toh bisnis-bisnis yang lainnya dalam naungan KKG akan tetap berjalan karena sudah menggurita.(djk)

RISET DAN INOVASI

Mahasiswa UNAIR Ciptakan Inovasi untuk Pencegahan dan Pengendalian Diabetes   Tim mahasiswa Universitas Airlangga [UNAIR], Surabaya, Jawa T...