Senin, 01 November 2021

Pentingnya Investasi di Sektor Riset dan Pengembangan

oleh Djoko Subinarto

"Innovation is the calling card of the future" (Anna Eshoo)

KUALITAS kehidupan bangsa dan negara kita perlu terus ditingkatkan. Indonesia yang lebih maju adalah impian kita bersama. Salah satu kunci penting dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju terletak pada inovasi-inovasi cemerlang yang tercipta lewat tangan-tangan para anak bangsa. 

Universitas Airlangga sebagai salah satu PTN terbaik di Indonesia. Foto: Humas Unair via detik.com.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai ini sama sekali tidak boleh dibiarkan mandeg. Kemandegan berarti menutup peluang untuk tumbuh, berkembang, dan maju. Pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan negara dapat dicapai jika ada inovasi. 

Secara definisi, inovasi merujuk antara lain kepada gagasan-gasan baru yang lebih efektif dalam mencari solusi-solusi untuk menjawab aneka persoalan yang ada. Tentu saja, dikaitkan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara kita, tidak sedikit persoalan yang sedang dan akan dihadapi negara kita yang harus segera dicarikan solusinya. 

Ketimpangan ekonomi, perubahan iklim, kedaulatan energi, ketahanan pangan, ledakan penduduk, gizi buruk, pengangguran usia muda, pemerataan pendidikan, keadilan akses digital, kelangkaan air bersih serta epidemis penyakit menular hanyalah beberapa contoh persoalan yang perlu mendapatkan perhatian serius dan dicarikan jalan keluarnya .

Kita ditantang untuk menciptakan inovasi-inovasi cemerlang untuk menjawab berbagai persoalan yang sedang dan akan dihadapi bangsa ini. Bagaimanapun, inovasi menjadi salah satu faktor penting dalam kita menggapai kemajuan dan memenangi persaingan global. Inovasi-inovasi cemerlang akan lahir dari riset-riset berkualitas. Agar mampu melakukan riset berkualitas, para periset perlu ditopang dengan dana yang memadai. Semakin besar dana riset, justru semakin bagus.

Tergolong kecil

Dibandingkan negara-negara lain, anggaran untuk keperluan riset dan pengembangan kita saat ini masih tergolong kecil. Menurut Direktur Program Indef, Eshter Sri Astuti, seperti dikutip liputan6.com, dana riset dan pengembangan Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia dan Vietnam. Buntutnya, indeks inovasi dan teknologi Indonesia harus puas berada pada peringkat 70-an. Menurut Eshter Sri Astuti, dana riset dan pengembangan Indonesia sekarang ini hanya 0,24 persen dari produk domestik bruto (PDB). Jumlah itu masih jauh dari yang dipatok UNESCO, yakni sebesar 2 persen dari PDB.

Oleh sebab itu, porsi dana untuk keperluan riset dan pengembangan kita memang perlu terus ditambah. Bagaimanapun, ada korelasi positif antara penambahan biaya riset dan pengembangan dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi. Dalam karyanya bertajuk Innovation and the Effect of Research and Development Expenditure on Growth in Some Developing and Developed Countries, Yasar Akcali dan Elcin Sismanoglu (2015) menyimpulkan, penambahan dana riset dan pengembangan sebesar 1% di Belanda, Inggris, dan Prancis berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1% di ketiga negara tersebut. Sementara itu, penambahan 1% anggaran riset di Austria, Eslandia, dan Portugal, berhasil meningkatkan sekitar 0,3% - 0,4% pertumbuhan ekonomi.

Di samping soal penambahan dana riset dan pengembangan, yang krusial diperhatikan adalah kehidupan para periset beserta keluarganya. Kehidupan mereka harus benar-benar terjamin. Jangan sampai hidup mereka keleleran. Dengan terjaminnya kehidupan mereka, para periset akan mampu mencurahkan segenap pikiran dan tenaga mereka untuk melakukan berbagai riset berkualitas.***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RISET DAN INOVASI

Mahasiswa UNAIR Ciptakan Inovasi untuk Pencegahan dan Pengendalian Diabetes   Tim mahasiswa Universitas Airlangga [UNAIR], Surabaya, Jawa T...