Rabu, 01 Januari 2020

Hal-hal Remeh yang Tidak Remeh

JUDUL BUKU: Allah Swt, Pulsa, dan Komik Jepang - Menelusuri Jejak Tauhid.
PENULIS: Tauhid Nur Azhar.
PENYUNTING: Moch.Muhibbin.
KATA PENGANTAR: Ferrasta "Pepeng" Soebardi.
PENERBIT: Cicero Publishing, Jakarta.
CETAKAN: Pertama, Juni 2008.
TEBAL: 201 halaman.

APA sih hakikat dan tujuan hidup kita? Siapa diri kita? Apakah kita mengenal diri kita? Apakah kita yakin bahwa hidup kita itu indah?

Sekilas, pertanyaan-pertanyaan filosofis tersebut sulit untuk bisa segera kita jawab. Namun, sesungguhnya, jika kita jeli, jawaban-jawaban untuk pertanyaan tadi bisa kita dapatkan dengan mudah dalam berbagai peristiwa kecil dalam kehidupan yang kita alami sehari-hari.

Karenanya, benar agaknya jika ada yang mengatakan bahwa gudang ilmu paling besar yang tidak ada habisnya adalah kehidupan itu sendiri. Maka, belajarlah dari kehidupan.

Tidak percaya? Tauhid Nur Azhar, pengarang buku bertajuk Allah Swt, Pulsa, dan Komik Jepang - Menelusuri Jejak Tauhid ini, telah membuktikan hal tersebut.

Lewat kisah-kisah kecil -- bahkan mungkin teramat sepele bagi kebanyakan orang,-- Tauhid Nur Azhar mengajak kita berpikir dan menafakuri sekaligus mengambil pelajaran serta hikmah dari berbagai peristiwa kecil yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sebagai contoh, lewat salah satu kisahnya yang dipaparkan di bagian awal buku ini, Tauhid Nur Azhar menuturkan bagaimana suatu hari dirinya dikejar tukang pulsa hanya untuk mengembalikan kelebihan uang sebesar Rp.1.000. Sebuah peristiwa yang remeh. Namun, peristiwa tersebut menjadi tidak remeh ketika kita mengaitkannya dengan konsep shiddiq, amanah, fatonah dan tabligh -- konsep yang sudah semakin langka dipraktikkan di saat materialisme dan hedonisme menjadi penguasa kehidupan seperti sekarang ini.

Contoh lain, bagaimana kisah sejumput garam yang pada akhirnya bisa membawa kepada pemahaman ihwal bagaimana metabolisme tubuh manusia bekerja dan bagaimana Allah Swt menjadikan setiap ciptaannya itu tidak sia-sia.

Seluruhnya, ada 14 kisah yang dipaparkan di dalam buku ini. Diawali oleh  kisah bertajuk "Tukang Pulsa di Jalan Ganesha", kemudian menyusul "Garam dari Surga", "Bersyukur Ketika...", "Semut Saja Profesional", "Ilmu Tauhid di Discovery Channel", "Perjalanan Hidup adalah Guru", "Sekolah Dokter dan Perkenalan dengan Malaikat Maut", "Belajar Tauhid dari Komik Jepang", "Tobuki, Menang tanpa Perasaan Menang", "Labbaik Allahumma Labbaik", "Apa Bintang Membawa Pesan dari Masa Lalu", "The Wind beneath My Wings" serta "Mencari Allah Swt lewat Tanda-tanda-Nya".
 
Membaca buku mungil setebal 201 halaman terbitan Cicero Publishing ini sebetulnya tidak ubahnya seperti membaca catatan harian yang berisi curhat seseorang. Bedanya, jika catatan harian mungkin lebih banyak berisi kesan-kesan suka dan duka plus keluhan keseharian, maka buku ini justru penuh dengan perenungan yang akhirnya berujung pada kesimpulan bahwa sesungguhnya setiap peristiwa yang kita alami itu bukanlah sebuah kebetulan, melainkan bagian dari ilmu dan pelajaran yang sengaja diberikan oleh Allah Swt kepada umat-Nya sebagai tanda-tanda kasih sayang Allah kepada kita.

Hanya saja, seperti ditulis Tauhid Nur Azhar pada bagian penutup buku yang kata pengatarnya di tulis oleh Ferarasta “Pepeng” Soebardi ini, acapkali kita sering tidak melihatnya apalagi menyadarinya.(djk)

RISET DAN INOVASI

Mahasiswa UNAIR Ciptakan Inovasi untuk Pencegahan dan Pengendalian Diabetes   Tim mahasiswa Universitas Airlangga [UNAIR], Surabaya, Jawa T...