Kamis, 18 November 2021

COVID, IndiHome Charity, dan Kesejahteraan Indonesia

Charity is a supreme virtue, and the great channel through which the mercy of God is passed onto mankind (Conrad Hilton)

DENGAN ikut aktifnya kalangan korporasi membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19, selain dapat mengurangi beban masyarakat, juga dapat memberi dorongan positif bagi bangkitnya produktivitas dan kreativitas masyarakat.

Nyaris dua tahun pandemi corona (COVID-19) membelenggu kehidupan kita semua. Virus yang pertama kali muncul di Wuhan (Tiongkok) itu akhirnya menyebar ke seantero jagad, menimbulkan disrupsi di banyak bidang kehidupan.

IndiHome Charity untuk bantu mereka tang terdampak  pandemi. Sumber gambar: republika.co.id.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahkan sempat menyebut virus corona jauh lebih mengancam dan lebih berbahaya ketimbang terorisme.

"Sejujurnya, virus corona lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial dan ekonomi daripada serangan teroris," begitu antara lain pernah dinyatakan Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip abc.net.au, pada Februari 2020 lalu. 

Apa yang dinyatakan Tedros Adhanom sama sekali tidak berlebihan. Toh, realitanya, di samping menimbulkan gangguan kesehatan secara masif dan kerusakan psikologis berupa menurunnya tingkat rasa aman masyarakat, pandemi corona juga melahirkan konsekwensi negatif bagi pembangunan ekonomi. Wabah corona membawa kelesuan pada hampir semua sektor usaha. 

Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), seperti dilaporkan news.un.org, pandemi virus corona merupakan krisis global terburuk sejak Perang Dunia II. ILO mengatakan dampak kerusakan ekonomi akibat pandemi demikian meluas. ILO mencatat, pada tahun 2020, jumlah jam kerja yang hilang karena COVID-19 setara dengan 255 juta pekerjaan penuh waktu yang hilang di seluruh dunia.

Melonjaknya pengangguran hanyalah salah satu dampak dari krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi COVID. Adanya pembatasan aktivitas untuk menghambat penyebaran virus COVID telah membuat pelaku usaha melakukan efisiensi untuk menekan kerugian. Buntutnya banyak pekerja yang dirumahkan untuk sementara atau bahkan diberhentikan (PHK). 

IndiHome sebagai penyedia jasa layanan inetrnet cepat. Sumber gambar: kompas.com.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 7 April 2020, sebagaimana dikutip kompas.com, akibat pandemi Covid-19, tercatat sebanyak 39.977 perusahaan di sektor formal yang memilih merumahkan, dan melakukan PHK terhadap pekerjanya. Total ada 1.010.579 orang pekerja yang terkena dampak ini. Rinciannya, 873.090 pekerja dari 17.224 perusahaan dirumahkan, sedangkan 137.489 pekerja di-PHK dari 22.753 perusahaan. Sementara itu, jumlah perusahaan dan tenaga kerja terdampak di sektor informal adalah sebanyak 34.453 perusahaan dan 189.452 orang pekerja. 

Tak bisa kita mungkiri, pandemi COVID telah melahirkan banyak persoalan bagi kita semua. 

Akan tetapi, pandemi juga adalah peluang bagi kita untuk menyemai berbagai kebaikan bagi sesama. Bagi kalangan korporasi, di satu sisi, pandemi COVID adalah tantangan ihwal bagaimana korporasi dapat terus survive di tengah berbagai turbulensi akibat pandemi yang berkepanjangan. Sementara di sisi lain, pandemi ini juga merupakan peluang bagi korporasi untuk ikut berkontribusi membantu masyarakat melalui program-program karitas.

Bagaimanapun, keberadaan sebuah korporasi sama sekali tidak terpisah dari lingkungan masyarakat di sekelilingnya. Ia justru menjadi bagian dari lingkungan masyarakat dan perlu senantiasa aktif ikut membantu mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Itulah kenapa ada yang dinamakan CSR, -- corporate social responsibility -- yang menegaskan bahwa keberadaan korporasi bukan semata-mata urusan bisnis dan raihan profit, tetapi juga ada tanggung jawab sosial yang diemban. 

IndiHome Charity

Sudah barang tentu, kita layak memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada korporasi-korporasi yang selama pandemi COVID-19 ini aktif memberi kontribusi dalam upaya ikut mengatasi pandemi yang berkepanjangan. Salah satunya yaitu PT Telkom. Melalui program bertajuk IndiHome Charity, Telkom Regional I hingga VII menggelontorkan bantuan dengan total Rp 420 juta kepada lembaga, organisasi masyarakat, sekolah, maupun yayasan yang terkena dampak pandemi. 

Program IndiHome Charity ini sendiri telah dicanangkan sejak awal pandemi di tahun 2020 dan kemudian dilakukan secara regular setiap kuartal. Tujuannya antara lain untuk membangkitkan semangat produktif dan kreatif masyarakat Indonesia yang tengah dibekap pandemi COVID-19.

IndiHome membuat kita dapat melakukan aktivitas tanpa batas. Sumber gambar: indihome.co.id.

Tentu saja, dengan ikut aktifnya kalangan korporasi membantu masyarakat dalam menghadapi COVID-19, sebagaimana yang dilakukan Telkom lewat IndiHome Charity-nya, selain dapat mengurangi beban masyarakat, juga dapat memberi dorongan positif untuk bangkit bersama menghadapi tantangan pandemi COVID.

Kita percaya, IndiHome yang notabene sebagai #InternetnyaIndonesia, dan yang memungkinkan kita sekarang melakukan #AktivitasTanpaBatas, bakal terus pula meningkatkan layanannya dan sekaligus menebar kebaikan lewat program-program karitasnya. 

Dengan demikian, bukan hanya nama IndiHome sebagai brand penyedia internet cepat bakal kian berkibar, tetapi manfaat keberadaan IndiHome juga akan kian terasakan secara lebih nyata oleh segenap masyarakat Indonesia sehingga berkontribusi semakin nyata pula bagi kesejahteraan Indonesia tercinta.(djk)***

---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PAJAK MINUMAN BERPEMANIS

Mendorong Pilihan Hidup Sehat Melalui Pajak MBDK SEKTOR pajak dapat turut berkontribusi dalam mendorong terwujudnya masyarakat yang lebih se...