REHABILITASI rawa, situ maupun daerah aliran sungai perlu dilakukan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ikhtiar menjaga, merawat, melindungi, dan menghargai sumber air permukaan yang masih ada di sekitar kita.
Tanggal 22 Maret diperingati sebagai World Water Day alias Hari Air Sedunia. Tema peringatan untuk tahun ini adalah Valuing Water (Menghargai Air).
Ide mengadakan Hari Air Sedunia muncul pertama kali di tahun 1992 saat digelarnya Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Pembangunan dan Lingkungan, di Rio de Jaenario, Brasil. Majelis Umum PBB kemudian menindaklanjuti ide itu dengan menetapkan tanggal 22 Maret sebagai Hari Air Sedunia.
Peringatan Hari Air Sedunia bertujuan antara lain sebagai wahana untuk memusatkan perhatian kita semua ihwal betapa berharganya air bagi kehidupan dan sekaligus mendorong perlunya tata kelola sumber-sumber air yang berkelanjutan.
Di mana pun kita berada, air selalu kita perlukan. Nyaris tak ada kehidupan manusia yang tidak melibatkan air.
Rata-rata, setiap individu membutuhkan air sekitar 20-50 liter per hari untuk aneka macam keperluan, seperti untuk minum, memasak, mandi, mencuci pakaian hingga menyiram tanaman dan mencuci kendaraan.
Walaupun Bumi yang kita huni sebagian besar terdiri dari air, toh cuma sekitar tiga persen saja yang berwujud air tawar. Sisanya adalah air asin.
Kajian yang pernah dilakukan oleh US Geological Survey menyimpulkan lebih dari 68 persen air tawar tersimpan di daerah glasier dan daerah pegunungan es, 30 persen berada di bawah tanah dan hanya 0,3 persen yang berada di permukaan Bumi, seperti di rawa, situ, dan sungai.
Sayangnya, akibat laju pembangunan yang cenderung mengabaikan aspek-aspek lingkungan, sumber-sumber air permukaan di sekitar kita terus menyusut dari waktu ke waktu.
Tidak sedikit rawa, situ maupun daerah aliran sungai yang berubah fungsi. Di saat yang sama, pencemaran terhadap sumber-sumber air permukaan mudah pula kita temukan. Tidak sedikit rumahtangga maupun industri, misalnya, yang masih membuang sampah serta limbah ke daerah aliran sungai.
Oleh karena itu, rehabilitasi rawa, situ maupun daerah aliran sungai perlu dilakukan dan digencarkan sebagai upaya dalam menjaga, merawat, melindungi, dan menghargai sumber air permukaan yang masih ada di sekitar kita.
Di samping untuk menjamin pasokan air yang bersih dan memadai, rehabilitasi rawa, situ dan daerah aliran sungai diperlukan pula untuk menjamin fungsinya sebagai pengendali banjir. Selain itu, juga untuk menjaga dan melestarikan fauna maupun flora yang ada di sekitar rawa, situ maupun daerah aliran sungai.
Sampai kapan pun, air bakal selalu kita butuhkan. Menghargai sumber air permukaan dengan jalan terus menjaga, merawat, dan melindunginya penting dilakukan demi kelangsungan kehidupan kita dan generasi kita berikutnya, baik untuk masa kini maupun masa depan.***
--
#HariAirDuniaXXIX2021 #MengelolaAirUntukNegeri #SigapMembangunNegeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar